Sabtu, 17 Juni 2017

Partisipasi Mahasiswa Dalam Strategi Pengembangan Kawasan

Assalamualaikum.Wr.Wb
Pada kesempatan kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman saya mengikuti seminar yang diselenggarak oleh FKMTSI di STTG Garut.


Seminar yang diselenggarakan di STTG ini berjudul "Partisipasi Mahasiswa Dalam Strategi Pengembangan Kawasan" seminar ini di laksanakan pada tanggal 14 April 2017. seminar ini adalah rangkaian acara dari acara FKMTSI atau Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil.

Dalam acara FKMTSI ini semua HMS atau Himpunan Mahasiswa Sipil dari setiap universitas se-Jabar Banten terkumpul dalam acara ini yakni untuk saling bertukar pikiran, saling mengenal antar himpunan, dll. Kami pun yang mewakili mahasiswa Sipil Gunadarma turut hadir dalam acara ini.

Seminar ini berisi tentang bagaimana peran mahasiswa khususnya mahasiswa teknik sipil berperan langsung dalam pengembangan kawasan suatu wilayah, dalam seminar ini di jelaskan tentang apa saja yang harus dilakukan mahasiswa dalam ikut sertanya dalam pengembangan suatu wilayah.

Seminar ini di menjelaskan bahwa dalam mengembangkan suatu kawasan kita harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu aspek sosial, aspek masyarakat, aspek lingkungan hidup dan lain lain.

inilah beberapa foto pada saat seminar :






Terimakasih Wassalamualaikum.Wr.Wb

Leadership

1. Kepemimpinan Situasional: Menceritakan

Menceritakan adalah tingkat terendah gaya kepemimpinan. Karyawan baru memerlukan instruksi langsung, jadi ini disebut "Menceritakan" atau "Mengarahkan" Pengikutnya ditandai oleh rendahnya kompetensi dan komitmen tinggi, namun tidak mampu mematuhi, dengan kemungkinan perasaan tidak aman. Pemimpin harus sangat fokus pada tugas, bukan hubungan dengan karyawan, karena sebuah hubungan belum ada.

Bila seorang karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan karena mereka tidak dapat diketahui, pemimpin harus meluangkan lebih banyak waktu untuk bekerja dengan karyawan tersebut, menawarkan instruksi yang jelas dan tindak lanjut yang teratur. Pemimpin harus memberi semangat dan motivasi, menawarkan pujian atas hasil positif dan koreksi kurang dari hasil positif. Idenya adalah memotivasi pengikut untuk naik ke tingkat kemampuan selanjutnya.

2. Kepemimpinan Situasional: Menjual

Menjual alamat pengikut yang telah mengembangkan beberapa kompetensi dengan komitmen yang lebih baik. Pengikut belum yakin, tapi terbuka untuk menjadi kooperatif dan termotivasi. Pemimpin harus tetap fokus pada tugas dan ini masih membutuhkan banyak waktu dari pemimpin, tapi fokus sekarang juga mencakup pengembangan hubungan dengan karyawan. Bangunlah kepercayaan yang sudah mulai berkembang dan dorongan yang telah ditunjukkan.

Pemimpin harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mendengarkan dan menawarkan saran, menjadwalkan pengikut untuk pelatihan tambahan jika situasinya memerlukannya. Fokusnya adalah melibatkan follower sehingga bisa berkembang ke level berikutnya. Ada yang kurang "bercerita" dan lebih "menyarankan" yang memberi dorongan lebih, bertindak sebagai pelatih. Hal ini ditunjukkan sebagai pengakuan bahwa mereka telah berkembang dan hal itu memotivasi mereka untuk maju lebih jauh lagi.

3. Kepemimpinan Situasional: Berpartisipasi

Berpartisipasi menangani pengikut yang sekarang kompeten di tempat kerja, namun tetap agak tidak konsisten dan belum berkomitmen penuh. Pengikut mungkin tidak kooperatif atau melakukan pekerjaan sesedikit mungkin, terlepas dari kompetensi mereka dalam tugasnya. Pemimpin harus berpartisipasi dan mendukung pengikut, mendidik, mendukung dan mendidik kembali.

Pemimpin tidak lagi perlu memberikan instruksi terperinci dan menindaklanjuti sesering mungkin, namun perlu terus bekerja dengan pengikut untuk memastikan pekerjaan dilakukan pada tingkat yang dibutuhkan. Pengikutnya sekarang sangat kompeten, namun belum yakin dengan kemampuannya atau tidak berkomitmen penuh untuk melakukan yang terbaik dan unggul. Pemimpin sekarang harus lebih fokus pada tugas yang ditugaskan dan lebih pada hubungan antara pengikut, pemimpin, tim, dan kelompok.

4. Kepemimpinan Situasional: Mendelegasikan

Mendelegasikan adalah tujuan akhir yang paling akhir. Seorang pengikut yang merasa cukup berdaya dan kompeten untuk mengambil bola dan menjalankannya dengan sedikit pengawasan. Pengikut menjadi sangat kompeten, memiliki komitmen tinggi, termotivasi, dan berdaya.

Pemimpin sekarang dapat mendelegasikan tugas kepada pengikut dan mengamati dengan sedikit tindak lanjut, mengetahui bahwa hasil yang dapat diterima atau bahkan sangat baik akan tercapai. Ada fokus rendah pada tugas dan fokus rendah pada hubungan. Tidak perlu memuji pengikut pada setiap tugas, meski terus memuji kinerja yang luar biasa harus diberikan. Kita semua suka dipuji karena pekerjaan dilakukan dengan sangat baik, itu membuat kita merasa baik dan itu motivasional.

Selasa, 13 Juni 2017

Seminar Menuju Transportasi Jakarta yang Berkelanjutan

SEMINAR CIVIL EXPO 2017
Menuju Transportasi Jakarta yang Berkelanjutan
                                      Sertifikat dari Acara Seminar CIVIL EXPO 2017
                                                     Di Universitas Pancasila

Assalamualaikum.Wr.Wb

   Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang Seminar Civil Expo dengan tema Menuju Transportsi Jakarta yang Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Pancasila pada tanggal 6 Mei 2017. Seminar tersebut dilaksanakan di Aula Fakultas Teknik Universitas Pancasila yang sanggup menampung sekiar 500 orang. Dalam seminar kali ini Universitas Pancasila menggundang para pembicara yang kompeten dibidangnya masing-masing. Universitas Pancasila mengundang 2 orang pemateri yaitu Ir. Marco Kusumawijaya, M. Arch. Eng yang merupakan Ahli Tata Kota, Directur at Rujak Center for Urban Studies. Dan juga Yoga Adiwinarto, ST., MSc yang merupakan Direktur Institute for Transportation and Development Policy. Dan kemudian ada juga moderator yaitu Dr.Ir. AR. Indra Tjahjani, M.T yang merupakan dosen dan wakil dekan I Fakultas Teknik Universitas Pancasila. Dihadiri oleh para Mahasiswa Universitas Pancasila dan umum, karena pada seminar kali ini dibuka juga untuk umum.

   Pada seminar kali ini para pembicara membagikan ilmunya yang sangat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa yang berada di bidang Teknik Sipil. Adapun materi yang di bahas seperti : Demi tercapainya Transportasi berkelanjutan dan terselesaikannya masalah mobilitas perkotaan seperti sistem Transportasi yang belum efisien dan Kondisi angkutan umum yang belum memadai. Maka untuk itu diperlukannya pembenahan dalam faktor yang bepengaruh antara lain, Manajemen Transportasi Infrastruktur dan Transportasi yang menunjang serta Faktor Sosial masyarakat itu sendiri. Dengan adanya seminar tersebut diharapkan para mahasiswa dapat lebih mengerti dalam bidang Transportasi.

Terimakasih Wassalamualaikum.Wr.Wb

Seminar Innovation of Public Transportation System


Assalamualaikum.Wr.Wb

Pada kesempatan kali ini saya akan membagi ilmu yang saya dapat pada saat saya ikut seminar Innovation of Public Transportation System, semoga bermanfaat yah.


                                       Sertifikat dari Acara Seminar di Gunadarma

Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Dalam seminar kali ini yang di selenggarakan pada tanggal 10 Januari 2017 bertempat di Universitas Gunadarma membahas tentang Sistem Transportasi Publik . Disini kita dapat belajar untuk menjadi seoraang ahli Sipil terutama di bidang Transportasi bagaimana cara mengatur suatu lalulintas terutama di Indonesia yang kebanyakan masyarakatnya pengguna kendaraan pribadi terutama di kota besar seperti daerh JABODETABEK
Dalam pembahasan kali ini untuk meminimalisir jumlah kemacetan di daerah JABODETABEK di butuh lebih armada angkutan darat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita mempersiapkan jenis kendaraan yang dibutuhkan. Yang perlu diketahui dan dipahami terlebih dahulu adalah berapa besar volume pekerjaan dan di lingkungan atau daerah mana kendaraan tersebut akan dipakai. Setelah itu kita akan memutuskan jenis kendaraan apa yang akan dipakai dan membuat manajemen armadanya untuk mengelola, mengukur, memantau dan mengendalikan kinerjanya.
Kondisi fisik jalan serta lingkungan daerah di mana armada akan digunakan sangat mempengaruhi komposisi jumlah dan jenis armada. Dalam hal-hal tertentu, terkadang pengaruh legislatif atau peraturan juga dapat mempengaruhi, misalnya ada jalan-jalan tertentu tidak bisa dilalui oleh truk besar sehingga terkadang beberapa perusahaan memilih untuk menyewa kendaraan yang lebih kecil untuk mengirimkan barang.
Laporan penggunaan armada yang sederhana harus menyediakan data-data di bawah ini:
1.    Nama sopir / pengemudi.
2.    Nomor SIM sopir / pengemudi.
3.    Nomor/plat kendaraan.
4.    Nama penumpang atau barang/kargo yang diangkut.
5.    Asal dan tempat tujuan kendaran.
6.    Tujuan perjalanan.
7.    Tanda tangan penumpang atau penerima barang/kargo.
8.    Jarak tempuh.
9.    Pemakaian bahan bakar.
10.  Perawatan kendaraan.
11.  Catatan penting lainnya.

Laporan penggunaan armada ini harus dicek setiap hari atau paling sedikit seminggu sekali oleh manajer armada atau pihak yang bertanggung jawab.


Terimakasih Wassalamualaikum.Wr.Wb

MASALAH KOMUNIKASI ORGANISASI BESERTA SOLUSINYA

Hasil gambar untuk masalah komunikasi dalam organisasi
1. Pengertian
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang, dan beberapa sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu. Organisasi sendiri terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan manusia sebagai subyek yang terlibat dalam proses menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi.
Menurut Wiryanto, Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi organisasi serupa dengan komunikasi internal. Pengertian dari komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.
2. Jenis Komunikasi Organisasi
> KOMUNIKASI INTERNAL
Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].
Tiga dimensi komunikasi internal :
    1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication].
” Downward Communication “ komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.
” Upward communication ”dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.
    2. Komunikasi Horisontal
komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja ! employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.
    3. Komunikasi Diagonal [CROSS COMMUNICATION]
Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
> KOMUNIKASI EKSTERNAL
Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi.
3. Hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya masalah komunikasi dalam kelompok
1. Masalah dalam Mengembangkan pesan
Sumber masalah dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan seperti munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan emosional atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan. Jika sesorang menglami keraguan dalam menyampaikan suatu pesan maka ada keendrungan seseorang akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan pesan lebih lanjut. Jika seseorang gagal dalam mengembangkan pesan, proses komunikasi akan dimulai dengan sesuatu yang salah, yang pada akhirnya akan membawa kegagalan yang berkelanjutan.
2. Masalah dalam Menyampaikan Pesan
Masalah yang paling jelas disini adalah faktor fisik seperti kesalahan pada sambungan kabel pada sound system, kualitas suara yang kurang baik, lampu yang tiba-tiba padam, salinan surat yang tak terbaca dan lain-lain. Masalah lain dalam menyampaikan suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan atau bermakna ganda. Masalah serupa juga akan muncul jika pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup panjang.
3. Masalah dalam Menerima Pesan
Masalah yang muncul dalam menerima suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lamou yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima. Masalah lain juga bisa muncul akibat kondisi kesehatan yang kurang baik.
4. Masalah dalam Menafsirkan Pesan
Masalah yang muncul dalam menafsirkan isi pesan disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
·         Perbedaan Latar Belakang Bila pengalaman hidup penerima secara mendasar berbeda dengan pengirim pesan, komunikasi menjadi semakin sulit. Perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar belakang budaya, tempramen, kesehatan, popularitas ataupun agama dapat mempersulit atau mengganggu proses komunikasi.
·         Perbedaan Penafsiran Kata Perbedaan penafsiran kata sering terjadi karena majemuknya latar belakang budaya yang ada.
·         Perbedaan Reaksi Emosional Seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap kata yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan yang jelas dapat diterima di suatu kondisi akan dapat membingungkan dalam situasi yang berbeda. Hal ini tergantung pada hubungan emosional antara penerima dengan pengirim pesan. Setiap pesan paling tidak mengandung dua hal yaitu dalam artian isi yang berkaitan dengan subjek suatu pesan dan dalam artian hubungan yang memberikan sifat suatu interaksi antara pengirim dan penerima pesan.

Hasil gambar untuk hambatan komunikasi

Adapun Fakor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu:
1.      Hambatan Teknis
Hambatan ini timbul karena lingkungan dan memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistem informasi, sehingga saluran komunikasi dan media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
2.      Hambatan Semantik
Gangguan ini menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik disini adalah studi atas pengertian yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
3.      Hambatan Manusiawi
Hambatan ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup :
1.      Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan , pencarian informasi, dan penyaringan informasi.
2.      Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut. Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam lingkup organisasi tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi terjadi setiap saat dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies anatara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang/level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan organisasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah persuasif, agarpihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Dalam proses komunikasi, semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi , baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :
1.      Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan agar penerima pesan dapatmemberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim pesan.
2.      Conciseness (Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetep menonjolkan gagasannya.
3.      Consideration (Pertimbangan)
Penyampaian pesan hendaknya menerapkan empati dengan pertimbangan dan mengutamakan penerima pesan.
4.      Concreteness (Konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gamblang, pasti, dan jelas.
5.      Clarity (Kejelasan)
Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memiliki makna yang jelas.
6.      Courtessy (Kesopanan)
Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baikdalam komunikasi bisnis.
7.      Correctness (Ketelitian)
Pesan hendaknya dibuat dengan teliti dan menggunakan tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang benar (formal atau resmi).
Adapun Masalah komunikasi dalam Organisasi Perusahaan di Bidang Teknik Sipil
Miss komunikasi adalah Kesalahan pengertian sehingga menghasilkan respon yang berlawanan dengan tujuan atau maksud yang diharapkan. Mis Communication akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau misi yang hendak di capai.
Salah satu contoh dari miss komunikasi adalah saat kita sedang berbicara dengan seorang teman tentang suatu topik, tapi ternyata teman kita memberi respon tentang topik yang lain yang akhirnya malah membuat kita bingung sendiri apa sebenarnya yang sedang kita bicarakan.
 Contoh Kasus
PT Wika, bergerak dalam bidang pembangunan, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.
Contoh lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi danpemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
3. Solusi Mengatasi Masalah Komunikasi Organisasi di Bidang Teknik Sipil
Di dalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan antara individu akan sering terjadi. Permasalahan yang sering terjadi biasanya adalah karena masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga cara mengatasi masalah dalam perusahaan harus benar-benar dipahami management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo. Sehingga untuk mensiasati masalah ini bisa dilakukan dengan berbagai cara:
  1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
  2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan.
  3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yangkurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.

Adapun Beberapa cara Mengatasi Masalah Komunikasi Organisasi
 
            Ada hambatan dalam berkomunikasi tentunya juga ada usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan komunikasi tersebut. Citrobroto (1982) mengemukakan beberapa cara untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, diantaranya :
a.       Belajar dan Berlatih, yaitu belajar mengenai teorinya kemudian mempraktekkannya. Belajar dan berlatih untuk menjadi pembicara sekaligus pendengar yang baik.
b.      Memperdalam hubungan kemanusiaan, yaitu mempelajari tentang etiket. Dalam memperdalam hubungan kemanusiaan ini yang diiperlukan adalah sikap simpatik, muka manis, tidak sombong, rendah hati, dan cukup tegas dalam melakukan sesuatu.
c.       Memahami sistem sosial, baik komunikator maupun komunikan harus dapat memahami kondisi sosial lawan bicaranya. Hal ini perlu karena bila pembicara kurang memahami sistem sosial, maka pembicaraannya tidak dapat tepat, demikian pula si pendengar, bila kurang memahami si pembicara tidak akan menangkap dengan tepat.
d.      Positive thinking, yaitu mencoba untuk selalu berpikir secara positif. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan prasangka yang sering menjadi penghambat dalam berkomunikasi.
e.      Menggunakan media komunikasi yang tepat, pemanfaatan media yang tepat akan memperlancar jalannya komunikasi, karena komunikasi kurang bermakna jika hanya dengan kata-kata belaka. Pemilihan media tentunya juga disesuaikan dengan tema atau topic pembicaraan.
f.        Menggunakan bahasa yang dipahami oleh komunikator dan komunikan, pemilihan bahasa yang tepat ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan semantik yang menjadi penghambat komunikasi.
g.       Jarak fisik, semakin dekat dengan lawan bicara maka akan semakin baik. Komunikasi akan efektif jika dilakukan secara bertatap muka antara komunikator dengan komunikan.

Sedangkan menurut Gitisudarmo dan Sudito (1997:216), untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasinya sudah diterima, dipahami, dan dilaksanakan atau tidak.
b.      Empati, penyampaian pesan disesuaikan dengan keadaan penerima.
c.       Pengulangan, untuk menjamin bahwa pesan dapat dimengerti.
d.      Menggunakan bahasa yang sederhana, agar setiap orang dapat memahami isi pesan yang disampaikan.
e.      Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap mendengarnya.
f.        Mendengarkan secara efektif, sehingga komunikasi antara bawahan dan atasan dapat berlangsung secara baik.
g.       Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlahnya, dan cara penyampaiannya.

2.       MENGATASI MASALAH KOMUNIKASI &KONFLIK ORGANISASI
Berkomunikasi dalam organisasi. paparan berikut ini membahas secara teknis bagaimana menciptakan iklim komunikasi yang kondusif di dalam organisasi.
•    pertama, pimpinan organisasi mesti menciptakan kedekatan hubungan dengan orang-orang yang dipimpinnya. kedekatan ini akan menimbulkan kepercayaan. dan kepercayaan berlanjut pada komunikasi yang baik. semestinya ini tidak perlu, karena siapapun atasan atau bawahan kita dalam organisasi semestinya kita percaya dan komunikatif dengan sendirinya. masalahnya adalah, di Indonesia, terutama untuk organisasi yang sangat berbasis kekeluargaan/pertemanan, segala hal diawali dengan “kedekatan personal”.
•    kedua, jangan terlalu serius bekerja dalam organisasi. manusia perlu rehat, baik secara fisik maupun secara batin. dan untuk itulah adanya kegiatan refreshing dalam berorganisasi. kalau di perusahaan, biasanya refreshing ini berupa jalan-jalan berwisata ke luar kota. kalau untuk organisasi kecil, bolehlah diselenggarakan pesta ulang tahun kecil-kecilan atau makan malam bersama setelah pulang kerja. justru dengan adanya refreshing seperti ini, canda tawa bisa mengalir mengisi obrolan-obrolan tidak penting.
•    ketiga, bentuk media yang tepat untuk saling bersuara, dari hati ke hati. entah dalam curhat session satu-dengan-satu-orang, atau dengan forum bersama di mana semua pihak/bidang/bagian dapat meluangkan isi hatinya. baik mengenai pekerjaan, kerja sama dan terutama tentang hubungan interpersonal. sebab munculnya masalah komunikasi belum tentu karena tidak ada iktikad untuk berkomunikasi, melainkan bisa jadi medium yang tepat untuk memfasilitasnya saja yang belum ada.
Sebenarnya banyak cara yang dapat dilkukan untuk mengatasi konflik yang terjadi di tempat kerja. Berikut ini adalah cara-cara mengatasi konflik di tempat kerja.
Hindari sumber konflik
Setelah kita berhasil mengidentifikasi indikator konflik maka sedapat mungkin kita harus menjauhkan atau menghindari sumber konflik.

1)      Netralisasi sikap
Bahwa sikap memihak pada salah seorang atau golongan yang sedang berselisih akan mempertajam perselisihan konflik tersebut. Maka sikap yang paling tepat adalah netral atau tidak memihak dan bahkan diusahakan untuk menjadi mediator di dalam mengatasi konflik tersebut.
2)      Mengubah sikap
Kemungkinan terjadinya konflik dapat disebabkan oleh sikap salah seorang anggota kelompok atau organisasi yang dirasa tidak tepat oleh anggota/kelompok lain. Jika hal ini terjadi maka kita harus cepat dan tanggap untuk mengubah sikap kita.
3)      Mengurangi perbedaan yang ada
Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah
karena adanya perbedaan pandangan atau kepentingan diantara anggota organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu kita harus berupaya untuk mengurangi adanya perbedaan-perbedaan tersebut, dan bahkan sedapat mungkin mengubah perbedaan tersebut menjadi sinergi yang akan mendorong tercapainya tujuan organisasi.
4)      Memecahkan masalah bersama-sama
Suatu masalah akan dapat diatasi dengan baik, jika semua elemen atau pihak yang berada dalam organisasi tersebut dilibatkan dan berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan atau konflik yang terjadi. Oleh karena itu kita harus menghindari terjadinya konflik di tempat kerja, bahkan indikasi konflik hendaknya diusahakan untuk diubah menjadi kerja sama.

Daftar Pustaka :